Titik Yang Berderet Rapat Membentuk – Suatu ketika saat mengunjungi markas Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur, Doni menemukan pohon yang ditanamnya pada 2011-2012. Saat itu, Doni menjabat sebagai Wakil Panglima Kopassus.
Pada Januari 2012, di pohon merisengon yang ditanamnya, tangannya spontan memeluk batang pohon tersebut, seolah tak bisa menyembunyikan rasa rindunya. Apa yang dia ungkapkan sangat mengejutkan dan menyentuh.
Titik Yang Berderet Rapat Membentuk
Seperti dua orang yang sudah lama tidak bertemu dan ingin melepaskan, tidak ada ekspresi yang lebih langsung selain memeluk mereka. Dengan mata berbinar, jantung berdebar kencang karena rasa bahagia, Doni langsung merapat ke pohon merisengon.
Majalah Duta Rimba 98 Edisi September
Kami menyaksikan dan membenamkan diri dalam nada kebahagiaan Doni Monardo. Saya menelepon kami karena saya bukan satu-satunya saksi atas apa yang terjadi sebelumnya. Berdiri di sekitar saya adalah Danjen Kopassus Mayor Jenderal TNI Mohamad Hasan, Danpusdiklatpassus Brigjen Thevi Angandowa Zebua, S.E. dan lain-lain.
Peristiwa hari itu tidak dibiarkan begitu saja. Doni Monardo tidak tiba-tiba datang ke markas Kopassus. Satuan yang telah menempanya sejak lulus akademi militer tahun 1985 hingga puncak karirnya sebagai Danjen Kopassus (2014-2015).
Rentetan peristiwa sebelumnya terjadi nol kilometer di hulu Sungai Ciliwung, Cisarua, Kabupaten Bogor, Selasa (20/10/2020). Sebagai orang utama, Doni Monardo mengamati dan menanam bibit pohon akar wangi dan pohon keras, lebih tepatnya di kawasan Telaga Saati.
Di hadapan Bupati Bogor Ade Yasin dan Wali Kota Bogor Bima Arya, Doni mengutip prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa curah hujan pada beberapa bulan mendatang akan lebih tinggi 20-40 persen dari biasanya. Fenomena La Nina dapat menimbulkan bencana terutama banjir dan tanah longsor.
Cara Mengatur Ukuran Gambar Di Word, Serta Mengubah Posisi Dan Warna
“Pak Presiden dalam dua minggu terakhir menyampaikan pesan kesiapsiagaan terhadap kondisi cuaca ekstrim agar tidak menimbulkan banyak kerugian dan korban jiwa,” kata Doni Monardo.
Danjen Kopassus Mayjen. Saat itu, Hasan menjabat sebagai Danrem Bogor.
Usai aksi, Doni menyela Mayjen Hasan dengan mengatakan, “Saya mantan Danjen Kopassus, tapi tidak ada staf saya yang pernah melihat atau memegang senjata…”
Menanggapi ucapan mantan atasannya di Kopassus, Mayjen Hasan langsung mengajak Doni Monardo dan jajarannya untuk berkunjung ke Cijantung. Mayor Jenderal Hasan menyiapkan lapangan tembak bagi personel yang “memegang dan mengetahui senjata api”.
Materi Pramuka Bentuk Barisan
Sesaat kemudian, Doni menatapku, “Pak Egy, minta peluru Pak Marul dan Paspampre.”
Dan Paspampres TNI Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, AKABRI 1992 tidak lain adalah mantan anak buah Doni Monardo, sama seperti Mayjen Hasan. Saya langsung menghubungi “Ucok” seperti biasa saya menyapa. Sosok yang juga sangat familiar karena kami sudah saling kenal sejak berpangkat letnan satu.
Titi melawan tat. Tak hanya peluru, jarak tembak Paspampres pun sudah disiapkan. Saya katakan, hanya peluru yang dibutuhkan saat latihan menembak di lapangan tembak Kopassus. Maruli memaklumi, meski ia juga sangat menginginkan Don dan jajarannya mengunjungi lapangan Paspampres Tanah Abang.
“Lapangan tembak Paspampres ini punya Don, saya jaga saja,” canda mantan atlet judo itu sambil tertawa. Padahal, lapangan tembak Paspampres sudah ada sejak lama, jauh sebelum Doni Monardo menjabat.
Rahasia Keindahan Khat Kufi — Ukm Asc
Syahdan, setelah menjabat wakil Danjen Kopassus, Doni naik pangkat menjadi Dan Paspampres (2012-2014). Selama kepemimpinannya, jarak tembak dibuat lebih mulus.
Tapi apa yang bisa saya lakukan. Bukannya Doni tidak mau mengajak stafnya berlatih menembak di sana, tapi dia sudah berjanji akan mengunjungi markas Kopassus.
Lantas bagaimana hasil bidikan warga? Tidak penting. Yang paling penting adalah petugas berpengalaman dalam menangani senjata api dan memiliki pengalaman belajar menembak. Kacamata, menerima instruksi lengan rileks, bahu rileks, kaki mantap, fokus pada target, letakkan jari di pelatuk dan tarik pelatuk…bang!!!
Tidak diragukan lagi, pengalaman ini akan sangat berharga bagi staf. Tak heran, beberapa saat kemudian, para staf memposting foto latihan menembak mereka di media sosial. Tentunya dengan posisi yang berbeda-beda, yang menurut mereka – tentunya – eksklusif. Langka.
Arsitektur Betang Di Kalimantan Tengah By Wijanarka Wijanarka
Saat mereka berlatih menembak, saya melihat beberapa dari mereka sedang bersenang-senang. Beberapa terkejut mendengar suara tembakan. Sekali lagi, jangan tanya skor tembakannya… Setidaknya sebagian dari mereka mulai paham bahwa tidak ada yang namanya “tembak di kaki, kena di kepala”. Membidik tepat sasaran tentu bukan hal yang mudah. Harus penuh fokus dan konsentrasi
Sejenak saya menyadari bahwa Doni Monardo tidak berada di barisan orang yang berlatih menembak. Mereka antara lain Tim Pakar Gugus Tugas Prof. Wiku Adisasmito, Tim Task Force Komlik Tommy Suryo (Duta Besar RI untuk Singapura), Hery Trianto. Juga pejabat Eselon 1 Irtama Tetty Saragih, Wakil Direktur Dody Ruswandi, Liliek Kurniawan, Prasinta Dewi dan sejumlah pejabat Eselon 2 lainnya.
Sepintas saya melihat Don berjalan menuju “hutan” Kopassus yang sejajar dengan Sungai Ciliwung. Ya, kawasan yang sangat hijau dengan berbagai pepohonan yang keras.
Ternyata, Doni lebih suka mengunjungi pohon-pohon yang ditanamnya tadi. Diadakan satu per satu. Bahkan ada yang berpelukan erat. Pohon merisengon yang mendapat dekapan hangat Don itu ditanam pada Januari 2012, saat itu tingginya hanya 120 cm. Sekarang bulu babi tingginya puluhan meter dan diameternya lebih besar dari lengannya. Memeluk pria setinggi 175 cm.
Deretan Titik Yg Rapat Dan Halus Dpt Membentuk …
Beberapa petugas baret merah, mengamati reuni Doni Monardo dengan pohon-pohonnya, berkelakar: “Kalau dimasukkan ke dalam uang, berapa miliar nilai pohon itu? Pohon yang bagus harganya sekitar dua juta rupiah per kubus. Padahal, satu batang pohon bisa jadi empat kubus. Lihat berapa banyak pohon besar yang ditanam Doni…”
Yang lain menjawab: “Wah, kamu bisa beli rumah, beli mobil dan buat modal …” Lelucon itu dijawab: “Tentu … jika pohon-pohon ini ditebang dan dijual, kamu bisa membeli rumah atau membeli mobil . , dan bisa buat bisnis. Tapi jangan lupa, kita juga bisa kena masalah…” Semuanya tertawa.
Untuk setiap Danjen Kopassus yang menjabat setelahnya, Doni Monardo tak pernah lupa berpesan: “Katakan pada anak-anak, jangan tebang pohon itu.”
Alhasil, pesan Don dicatat sebagai “aturan” bagi keluarga besar Kopassus. Masuk berarti berani melanggar aturan. Di sisi lain, kau tidak bisa menyelundupkan pohon tanpa melewati markas Provos. Dalam keadaan seperti itu, siapa yang berani melanggar “larangan penebangan pohon” di area Komando Kopassus?
Pedoman Pelatihan Ppp
Di bawah kepemimpinan Mayjen TNI Mohammad Hasan dari Danjen Kopassus, pepohonan dan kawasan hijau Cijantung kondisinya sangat baik. Seperti Don, tampaknya Hasan juga seorang tentara yang memiliki ketertarikan terhadap isu lingkungan. Ia terkenal dengan karyanya untuk “membersihkan barang-barang kotor”. Doni bangga akan hal itu.
Letaknya di hutan kota markas Kopassus dan seperti oasis di hutan belantara. Jarak dari Graha ke markas Kopassus Cijantung sekitar 19 kilometer. Keduanya di kawasan Jakarta Timur. Namun, di hutan kota Kopassus, rasanya seperti berada di tengah hutan, jauh di dalam Indonesia.
Itu buah dari kegigihan Doni Monardo dalam menghijaukan kawasan Kopassus. Tanpa disadari, tanaman tersebut telah berubah menjadi pohon besar, rindang dan rindang. Di tengah-tengahnya, kita tidak percaya bahwa hutan itu berada di kawasan ibu kota Jakarta.
Itu saja, istirahat sejenak dari operasi markas komando Kopassus. Banyak pengalaman baru bagi staf dan banyak kenangan bagi manajer. Satu porsi pisang rebus dan bubur kacang hijau melengkapi hari yang indah.
Menyapa Pohon, Mengenang Timtim
Tak lupa di hadapan para prajurit, Doni secara spontan berbagi nasehat tentang pentingnya pelestarian alam. Bahwa ukuran profesionalisme TNI sangat erat kaitannya dengan lingkungan. Jika seorang prajurit peduli dengan alam, peduli dengan lingkungan, keterampilannya akan terasah.
Mengidentifikasi berbagai tumbuhan merupakan cara untuk bertahan hidup (survive) di dalam hutan. Beragam tanaman bisa dimakan, tetapi harus dipahami tanaman mana yang bisa dimakan dan mana yang beracun. Pahami jenis pohon, kekuatan batang pohon, juga kelangsungan hidup, sebagai perlindungan dari musuh. Termasuk mengidentifikasi jenis kayu yang aman untuk tempat tinggal.
Sesaat sebelum meninggalkan lapangan tembak Rama-Sinta, perwira pertama memberi hormat kepada Don dengan salam komando. Kenangan lama Doni Monardo berkisar pada kejadian saat ia masih berpangkat letnan satu.
Sebelumnya prajurit tersebut adalah Kapten Infanteri I Gusti Ketut Riama. Ketut mengulas pengalaman operasi tempur di Timor Timur. Ketut Riama adalah prajurit pertama (Pratu) saat itu, sedangkan Doni berpangkat letnan.
Buku 1/2] Prosiding Tugas Akhir 2020/2021 Universitas Pancasila By Taawards2021
Mereka tergabung dalam satu satgas di bawah Satgas Cakra XV yang dipimpin Mayor Inf Heri Pisani. Padahal, tugas pertama Doni Monardo di Timor Timur adalah sebagai perwira yunior yang ditugaskan di satgas.
Namun pada saat yang sama, milisi Fretilin menembak komandan satuan tempat Pratu Ketut bertugas. Tembakan yang menembus dada mengakibatkan unit misi tidak lagi bisa mengarahkan perburuan Fretilin. Nama komandan satuan itu adalah Sersan Burhan Samsudin.
“Dia selamat dan masih hidup. Namun akibat penembakan itu, Komandan Satgas memerintahkan Doni Monardo untuk mengambil tongkat estafet satuan,” kata Ketut yang selama operasi tempurnya di Timor Timur banyak menjalankan tugas di dinas perhubungan. Itu sebabnya dia selalu terikat dengan komandan.
Seingat saya, Doni yang lulus dari akademi militer pada 1985 itu adalah perwira muda yang belum memiliki pengalaman tempur. Sementara sembilan orang pasukannya, meski lebih rendah, sudah berkali-kali ditugaskan dalam operasi tempur di Timor Timur.
Majalah Komunikasi Um
Pratu Ketut sendiri merekamnya untuk misi ketiganya di Timor Timur pada 1987, saat berada di bawah komando Letda Doni Monardo. “Yang pasti Pak Doni sangat gigih. Beliau selalu memotivasi dan menyemangati pasukan. Keyakinan dan ketabahannya sangat kuat. Inti dari arahan itu adalah berhasilnya misi diselesaikan. Saat itu, jika Fretilin berhasil” mendapatkan “ke dalam hutan, itu benar-benar luar biasa,” kenang Ketut.
Fox membawa Doni Monardo lebih dalam ke perjalanan waktu pada tahun 1987, ketika dia memburu milisi Fretilin di lereng Gunung Mundo Perdido. Gunung ini terletak di sisi timur Timor-Leste. Hutan tropis pegunungan dengan berbagai satwa liar termasuk kuda liar.
Untuk mencapai puncak padang rumput Mundo Perdido, perjalanan harus melalui medan