Tembung Pemuda-pemudi Kalebu Tembung Rangkep – Serat Wedhatamada B. Puuh Kinanti…………………..12 Vasis…………….. . ………..14 Guyub Rukun……………..15 Bausastra Alit………….. .. ……15 Praktik pembelajaran…………..15 Praktik peningkatan…….17 Praktik pengayaan….. ……..18 Pengetahuan bahasa ………………18
…………..20 A. Pengertian puisi……21 Hadiah…………….. … . ……..25 Kelompok Rukun…………………27 B. Menulis dan membaca puisi..28 Wasis……… . ……………………30 Guyub rukun………………31 Sastra itu kecil . ………………32 Praktik pelajaran…………32 Praktik peningkatan……….. . 34 Latihan Pengayaan…………34 Pengetahuan Bahasa………………….35
Tembung Pemuda-pemudi Kalebu Tembung Rangkep
………….37 A. Pemahaman Membaca Figuratif………………………….. … …38 Berbakat. …………………………..40 Guyub Rukun…………… . …….41 B. Membaca deskriptif ……41 Wasis……………………….. .. …42 Guyub Rukun……………….43 Bausastra Alit…………….. … 43 Latihan pembelajaran……………43 Latihan peningkatan………….45 Latihan pengayaan…………46 Pengetahuan bahasa .. ……………..46
Kamus Praktis Jawa Indonesia 2013 Cet Ul Pdf
…………..52 A. Pemahaman Membaca Ekspositori………………….52 Wasis… .. . ………………….54 Kelompok Rukun ……………55 B. Pameran Karya Tulis Bacaan ..55 Wasis……………………………56 Guyub Rukun……. .. . …..57 Bausastra Alit…………..57 Latihan Pembelajaran…….57 Latihan Peningkatan………60 Latihan Pengayaan . .. ….60 Pengetahuan bahasa…………….60
……………….. 62 A. Konsep Abjad Jawa………………………….. . …..63 Wasis……………….65 Guyub Rukun………. … .65 B. Alfabet Vokal.. ……………65 Wasis……………………. .. 67 Guyub Rukun… ……….67 Bausastra Alit……………….67 Pelajaran Praktek… … … …..67 Latihan peningkatan…….69 Latihan pengayaan……. 70 Pengetahuan bahasa.. ……………….. .70
Tripama………………………..77 Vasis…………… .. ………81 Kidung Rukun……………..82 B. Ilmu Nyanyian Dhandhanggula…… …… . ..82 Wasis……………..84 Guyub Rukun………….. …..85 Bausastra Alit.. .. ………………85 Praktik pelajaran…………..85 Praktik peningkatan ……. ….. .. ..87 Latihan pengayaan…………..87 Pengetahuan bahasa…………….. 88
……………………..89 A. Pemahaman Membaca Ekspositori……………. .. …. ..90 Wasis…………………………..91 Guyub Rukun.. …. ………….92 Pameran budaya B. Wewaler 92 Vasis………………… …. … …..98 Guyub Rukun……………….98 Bausastra Alit…………. …. .. .98 Praktik pembelajaran…………98 Praktik peningkatan…………100 Praktik pengayaan………101 Pengetahuan bahasa.. …. …………101
Pengertian, Fungsi, Dan Contoh Tembung Saroja
106 A. Mengenal Bahasa Jawa……………………………..107 B. Melatih menulis aksara Jawa. ………………….109 Berbakat …………………… … .110 Guyub Rukun…………………110 Bausastra Alit………………110 Latihan Pelajaran.. ……….111 Latihan peningkatan…………113 Latihan pengayaan…………113 Pengetahuan bahasa…… . ………….1144 PPS/Jw/32/79 berkaitan dengan Dep. P dan K tidak dijual REFERENSI CANDRASENQ ALA., , “””””‘ Perubahan huruf dan bahasa oleh T.W.K. Hadisoeprapta DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Y AAN PROYEK BUKU SASTRA DAERAH DAN INDONESIA 801
5 Dicetak ulang dengan izin PN Balai Pustaka BP no. 781 Hak cipta dilindungi undang-undang DIT LIBRARY. SEJARAH DAN NILAI TR ::
6 KATA PENGANTAR Kita bangsa Indonesia beruntung bahwa hingga saat ini hampir di setiap daerah di tanah air masih ada karya sastra lain yang dianggap sebagai warisan budaya bangsa kita. Semuanya merupakan pengalaman hati bangsa, yang dapat dijadikan sebagai sumber penelitian di segala bidang budaya dan ilmu pengetahuan. Karya sastra kuno dapat memberikan berbagai khazanah pengetahuan. Penggalian karya-karya sastra kuno yang tersebar di daerah-daerah tersebut mengungkapkan ciri khas budaya daerah yang unik, yang meliputi falsafah dan pandangan hidup yang luhur dan bernilai tinggi. Modal yang tersimpan dalam karya sastra daerah tersebut pada akhirnya dapat menopang kekayaan sastra Indonesia. Jelaslah bahwa pelestarian, pengajaran dan penggalian sastra daerah akan sangat membantu upaya kita dalam memantapkan kebudayaan nasional pada umumnya, dan pendidikan pada khususnya. Saling pengertian antar daerah, yang sangat penting dalam menjaga kerukunan antar suku dan agama, jika sastra daerah yang terdapat dalam karya sastra lama diterjemahkan atau diungkapkan dalam bahasa Indonesia. Pada tingkat pembangunan nasional dewasa ini, bangsa Indonesia sangat membutuhkan warisan spiritual yang terdapat dalam sastra daerah. Kami yakin bahwa segala sesuatu yang dapat digali darinya akan bermanfaat tidak hanya bagi daerah yang bersangkutan, tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia, dan juga dapat menjadi 5.
7 – kontribusinya yang tak tertandingi bagi perkembangan sastra dunia. Sesuai dan selaras dengan pertimbangan di atas, bersama ini kami hadirkan sebuah karya sastra Jawa dari PN Balay Pustaka, dengan harapan dapat menjadi pelengkap dan penambah daya tarik minat dan apresiasi membaca. masyarakat kita untuk karya sastra masih sangat terbatas. Jakarta, 1980 Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah 6
Sebutkan 5 Rura Basa
8 SEKAPUR SIRffi merasa perlu memasukkan referensi sementara di Balay Pustaka karena pengenalan penulis Katrangan Candrasengkala. Saat ini kebutuhan buku semacam itu sangat besar, meskipun tersedia buku-buku Candrasengkala lainnya, namun tampaknya belum cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka yang ingin menggunakannya atau mereka yang ingin menulis candrasengkala atau sengakan. Pasalnya, selain terlalu singkat tentang arti kata yang akan ditafsirkan, masih banyak hal yang kurang sehingga menimbulkan kesalahpahaman di kalangan pengguna. Oleh karena itu, buku “Katrangan Candrasengkala” yang diterbitkan oleh Balai Pustaka diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Juga seluruh isi buku “Katrangan Candrasengkala” ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis, Balay Pustaka tidak ikut campur, hanya menerbitkannya untuk disebarluaskan dan pada akhirnya dapat bermanfaat untuk umum. publik. Aula perpustakaan 7
10 PENDAHULUAN Saya telah menulis buku ini sering bingung dan terpojok oleh kurangnya pengetahuan saya, sehingga hati saya sering bimbang, dan saya banyak dikritik karena banyak kekurangan. Saya merasa orang yang perlu dijelaskan tentang candrasengkala bukanlah orang seperti saya. Pastilah orang yang fasih sastra Jawa dan banyak ilmunya, karena kandrasengkala bukanlah karangan semua orang, melainkan hasil karya para sarjana kuno. Oleh karena itu sebaiknya dideskripsikan dan dijelaskan sekurang-kurangnya kepada mereka yang pantas disebut ulama, misalnya : Raden Ngabehi Ranggavarsita Almarhum, Mas Ngabehi Prajapustaka dan lain-lain. Jadi saya menyambut baik semua kritik yang kasar dan cuek, dan semua kritik kesalahan dalam buku esai saya dengan kedua tangan, dan terima kasih banyak. Jika penulisan esai ini belum selesai, saya menyarankan agar dikirim ke perpustakaan. Dan saat itu Sedyatama menjadi reporter di surat kabar yang diperhatikan oleh masyarakat, bahkan Dr. R. Ng. Purbakaraka juga berharap esai tentang candrasengkala ini bisa diterbitkan. percakapan dan harapan publik, dan selain itu, saya sudah setuju untuk pergi ke Perpustakaan, jika saya berakhir di tempat yang salah, sepertinya sangat bagus.9
11 Oleh karena itu, hati saya yang penuh keraguan dan kekhawatiran, saya memaksakan diri untuk menyelesaikan esai ini dan mengirimkannya ke Perpustakaan untuk diterbitkan. Alih-alih menghibur hati saya yang selalu ragu, saya teringat kata-kata, “Ini bukan situasi yang sempurna.” Saya mulai mengarang di Magelang, 1857 Wavu, saya selesai di Kediri, tahun Jimakir Salam dari Baratakesawa, penulis. IO
12 Deskripsi Singkatan ~ Gelar H.B. = Sri Sultan Hame.agku Buwana K. = Kata Krama, kata turunan dari bahasa halus tingkat umum bahasa Jawa K.N. = Krama Ngoko adalah kata bahasa Jawa, digunakan baik pada tingkat halus umum maupun pada tingkat awam umum K.I. = :&rama lnggil, kata bahasa halus tinggi Jawa M.N: = Sri Mangku Negara N. = kata Ngoko, bahasa Jawa P.B. kata dari tingkat bahasa umum di = Sri Sunan Paku Buwana P.R.= Kitab Pustaka Raja karya Ranggavarsita R. = Tuan Roorda (Kamus Roorda) I R.W.= Raden Ngabehi Ranggavarsita Skr. = Kata Sansekerta V.A.= Volks-almanak Balai Pustaka W. = Tuan C.F. musim dingin sr. (Kosa kata musim dingin) 11
Keterangan Candrasengkala. ‘ F.
14 ISI BUKU Hal am an SEC.APUR SIRIH PENDAHULUAN PENJELASAN ISI I. PEMBAHASAN PENDAHULUAN II. BUKU PENJELASAN SENGKALAN III SENGKALA DAN CANDRASENGKA-LA artinya a. Penggunaan kata-kata sesekali b. Pemakaian Candrasengkala N. ASAL CANDRASENG-KALA ESAY V. UNTIJK SENGKALAN VI. PENJELASAN PENYEBAB KATA NUMERIK Tanda numerik: satu Tanda numerik: dua Tanda numerik: tiga Tanda numerik: empat Tanda numerik: li.ma Tanda numerik: enam Tanda numerik: tujuh Tanda numerik: delapan Tanda numerik: sembilan. .. : Tanda bilangan : sepuluh (tanda bilangan sebenarnya : das = 0) j : –
15 VII. INFORMASI TAMBAHAN a. Himpunan kata yang sama atau hampir sama pengucapannya, tetapi karakter angkanya berbeda b. Himpunan kata yang artinya sama atau hampir sama tetapi jumlah hurufnya berbeda c. Keberagaman pendapat tentang reduksi kata… :….c 92 d. Kurang memperhatikan susunan kata ribuan kali VIII.CANDRASENGKALA METODE KOMPOSISI 102 lx. SENGKALAN MEMET (DIGAMBAR SENGKALAN) 107 KATA PERINGATAN UNTUK X. CANDRASENG- KALA a. Tanda nomor : satu b. Tanda nomor : dua c. Tanda angka : tiga d. Tanda nomor: empat….’ 115 e. Tanda angka: lima f, w at3k angka: enam…: g. Tanda nomor: tujuh h. Tanda angka: delapan i. Tanda nomor: sembilan…: j. Tanda bilangan : nol… : XI. DEFINISI KATA-KATA YANG UMUM DIGUNAKAN DALAM URUTAN ALFABET JAWA
16 I PENDAHULUAN TENTANG TUJUAN Orang Jawa suka membuat kata keterangan dan kalimat dengan karakter numerik, seperti kata-kata yang tertulis di pintu gerbang rumah atau kuburan. Dengan cara yang sama, hampir semua buku teks Java menyertakan waktu mengetik -: dengan jeda. Sengkalan, disebut juga candrasengkala, adalah tulisan catatan tentang menghitung tahun dengan menyusun kalimat atau kata bukan angka. Suatu kebutuhan disebutkan dengan kalimat, sehingga mudah diingat dan tidak dapat diubah. Karena kalau berubah sedikit, artinya berubah dan terasa tidak nyaman, akhirnya perubahan itu terlihat. Misalnya berdirinya keraton di Demak: Geni Mati Siniram ing Wong (artinya Api yang dipadamkan orang) = 1433 (lihat Pakem Sastra Miruda, Budi Utama, Juli 1923). Pada kalimat ini, jika kata mati diubah menjadi api, atau diganti api, atau sebaliknya, jika api menjadi mati, Anda bisa langsung merasakan perubahannya. Ini berbeda dengan mengingat menghitung tahun dalam angka. Susah diinget, kalau dirubah ya ga muncul, kalau ga cocok. Bagian berupa kalimat atau kelompok kata : kelompok kata yang mempunyai ciri-ciri bilangan sesuai dengan kenyataan keadaan. Jika kebetulan, pilihan kata dan aplikasi yang benar: memang