Mengapa Nabi Muhammad Saw Melakukan Uzlah – Jakarta – Nabi Muhammad SAW melakukan nozlah di Gua Hira pada usia 40 tahun. Pengasingan adalah kegiatan pengasingan atau pengasingan.
“…Sampai ketika dia dewasa dan mencapai usia empat puluh tahun, dia (anak laki-laki itu) tidak berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kedua orang tuaku. , agar aku beramal saleh yang Engkau ridhoi,” (QS Al Ahkaf: 15)
Mengapa Nabi Muhammad Saw Melakukan Uzlah
Lebih lanjut Muzdalifah menjelaskan bahwa nozla yang dibuat Nabi Muhammad SAW tidak berarti sama sekali meninggalkan kerumunan manusia. Namun, dia hanya menjauh sebentar sebelum kembali untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada masyarakat di sekitarnya.
Wahai Perempuan, Jadilah Seperti Khadijah
, alasan Nabi Muhammad SAW melakukan nozlah adalah untuk memusatkan pikirannya pada perenungan alam semesta, memperhatikan fenomena keindahan, dan jiwanya memuji dengan ruh alam, merangkul keindahan dan kesempurnaan, menyatu dengan realitas agung , dan belajar membaur dengannya dengan penuh pengertian dan pengertian.
Said Qutb mengartikan, pilihan Nabi Muhammad SAW untuk melakukan nozlah atau menyendiri sepertinya sudah digariskan oleh Allah SWT untuk mempersiapkannya menanti peristiwa besar.
Saat dia meninggal dunia, dia ditinggalkan sendirian, sendirian, dan terbebas dari hiruk pikuk kehidupan dan segala hiruk pikuknya yang tidak penting.
“Begitulah Allah memprogram Nabi Muhammad SAW yang siap mengemban amanah terbesar, mengubah wajah dunia dan meluruskan garis sejarah. Allah memprogram nozlah ini untuknya sebelum dia ditugaskan untuk memimpin risalah tiga tahun kemudian, jelas Saeed Qutb.
Religiusitas Dan Folklor Gunung Sebagai Pesona Para Pendaki
Menurut Sayyid Qutb, Nabi Muhammad SAW melakukan nozlah selama sebulan (dalam setahun). Nabi kemudian didekati oleh malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu pertama dari Allah SWT. Menurut sejumlah pendapat, wahyu pertama terjadi pada tanggal 17 Ramadhan.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dalam dua keadaan. Pertama, bunyinya seperti bunyi genta, dan konon merupakan jalan tersulit bagi Rasulullah.
Keadaan kedua, dikatakan bahwa malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad dalam keadaan manusia biasa yang menyerupai manusia. Jibril datang dan berkata
A. Miftahul Basar, wahyu artinya Nabi Muhammad SAW dipilih dan diangkat oleh Allah SWT menjadi Rasul-Nya.