Gurit Tegese – Menurut kamus bahasa Jawa, geuritang adalah karangan yang dibunyikan seperti lagu, tetapi guru suku kata, guru angka dan guru lagu tidak beraturan. Puisi adalah karya sastra tertulis. Kata gurit berasal dari kata “gurit”. Gurit berarti raja atau lagu yang ditulis dalam bentuk pola dengan aturan tertentu. Nggurit artinya mengarang lagu, raja atau repen.
1. Wicara: lafal 2. Wirama: irama/lagu 3. Wiraga: sikap tubuh, perumpamaan 4. Wirasa: perasaan Puisi hari ini tidak sesuai aturan, banyak yang sudah terpengaruh oleh waktu, sehingga puisi hari ini berbeda dengan itu dari puisi masa lalu, artinya bebas. Inti dari puisi tersebut adalah bukan bagian dari pola, menggunakan kata-kata pilihan, jumlah baris tidak tetap, puisi terakhir bebas, tidak menggunakan bahasa sehari-hari, jarang menggunakan konjungsi, menggunakan puisi. kata-kata, itu berisi kata-kata, dan menggunakan permulaan bahasa, bunyi sastra.
Gurit Tegese
1. menentukan tema 2. memilih kata yang menarik, indah dan pendek, 3. paramasatra 4. memberi judul yang sesuai dengan isi puisi, Puisi terbagi menjadi 2 yaitu:
Kak Mau Tanya Tolong Yhh
Poin/patokan: 1. jumlah baris tidak teratur, tetapi minimal empat 2. jumlah suku kata dalam satu baris dan baris lainnya harus sama 3. kasus suara (lagu guru) harus teratur 4. awal puisi diawali dengan kata “sun nggegurit” Contoh :
Situasi hari ini Sifat anak muda di Srawunge semakin menyendiri. Tidak seperti dulu, Srawunge berhati-hati untuk mematuhi hakim kuno, laki-laki dan perempuan mudah bergaul.
Mengenai puisi atau puisi baru, ada kriteria: 1. Kata-kata yang Anda pilih 2. Isinya menarik 3. Jumlah baris/baris tidak ditentukan 4. Jarang menggunakan kata-kata salugune/pesan penting Pemeliharaan server terjadwal pada (GMT ) Minggu, 26 Juni pukul 02.00-08.00. situs web akan mati selama waktu yang ditentukan!
꧋고ꦤꦤ꧀ꦔꦗꦂ Bahasa Jawa Kelas X Term 2 A. PENDAHULUAN Puisi adalah salah satu karya sastra Jawa yang berbentuk puisi. Puisi ini berasal dari kata lingga gurit yang berarti tulisan. Puisi ini adalah salah satu puisi bebas. Disebut bebas karena tidak ada aturan, jadi siapapun bisa membuat puisi dengan gerak bebas. Puisi itu termasuk puisi Jawa modern, karena tidak terikat aturan seperti lagu. Puisi bisa tercipta karena inspirasi. Puisi adalah karya pribadi, sehingga puisi antara satu pengarang dengan pengarang lainnya berbeda. Mimpi-mimpi yang ada di benak pengarang kemudian diolah menjadi puisi yang diinginkan pengarang. Dengan demikian bahasa puisi terlihat indah, dapat menggunakan preposisi, dwilinga, sufiks dan sebagainya. Puisi memiliki pesan luhur dan tujuan yang dapat dicapai dengan melakukan itu terlebih dahulu. Penyuntingan puisi melibatkan pengubahan dan penyuntingan kalimat-kalimat puisi tersebut agar isinya lebih mudah dipahami, dengan menambahkan kata-kata dan penekanan. Puisi terdiri dari nada dasar, pilihan kata, kata pengantar dan kata pengantar. Pemilihan kata dan metafora bermanfaat agar puisi terlihat indah dan nyaman dibaca. Ada beberapa hal yang membuat puisi terlihat indah, diantaranya; a. pendek bukan dalam bentuk kalimat yang panjang b. menthes adalah kata yang memiliki makna yang dalam c. indah untuk disimpan di awal bunyi, sastra atau bahasa d. kata yang dipilih B. tujuan pembelajaran DESKRIPSI KOMPONEN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan pembelajaran yang diharapkan setelah pembelajaran ini: B. PEMAHAMAN MAKNA 1. Memahami informasi berupa ide, pemikiran, pendapat, C. PERTANYAAN MENUNJUKKAN arah atau pesan dan teks sastra berbentuk puisi. 2. Parafrase Puisi Siswa mendapat manfaat setelah mengikuti proses pembelajaran ini sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi gagasan, pemikiran, pendapat, arahan atau pesan dari teks sastra berbentuk puisi 2. Menyajikan ciri-ciri teks sastra berbentuk puisi. Para siswa diajak untuk berdiskusi tentang teks satra, kemudian diberikan pertanyaan-pertanyaan penyemangat. 1. Apa itu puisi, tolong jelaskan? 2. Jelaskan maksud puisi tersebut! PENULISAN PUISI Lajering Ayahan Bacalah konsep puisi di bawah ini! Puisi adalah karya sastra. Yang disebut sastra dewasa ini meliputi karya sastra lisan dan sastra tulis yang sifatnya terdapat dalam keindahan bahasa, dalam susunan kata. Ciri-Ciri Karya Sastra – Sastra memiliki ciri-ciri yang dapat digolongkan atau disebut karya sastra. Ciri-ciri karya sastra adalah sebagai berikut…a.isinya menggambarkan orang-orang dengan permasalahan/berbagai persoalannya b.bahasa atau urutannya yang indah c.gaya penyajian yang menarik sehingga menarik perhatian pembaca Fungsi karya sastra – Sedangkan karya sastra karya diciptakan, memiliki tujuan bagi pembaca dan pendengar. Fungsi karya sastra adalah… ❖ Fungsi rekreatif adalah memberikan kesan atau hiburan kepada pembaca ❖ Fungsi didaktik adalah memberikan pemahaman kepada pembaca tentang seluk-beluk kehidupan manusia ❖ Fungsi estetika yaitu karya sastra dapat membawa keindahan bagi pembaca ❖ Fungsi moral adalah memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang perilaku baik dan buruk moral. ❖ Fungsi religi adalah karya sastra yang menyajikan karya yang mengandung ajaran agama yang diikuti oleh pembaca 1 | ꧂
Gurit Wengi (2) Ttg 365 H 311)
C. BAHAN BELAJAR MEMBACA PUISI Membaca Puisi Ada 4 W yang harus diperhatikan dalam membaca puisi, yaitu: Speech = Pronunciation/Pronunciation. Harus bisa melafalkan huruf dengan benar, misalnya membedakan huruf a/o, t/th, d/dh, e taling (tempeh)/ e pepet (segar) atau e pada kata krempeng, dll. Wirama = Irama/Lagu Irama seseorang membaca puisi dapat meramalkan permintaan (daya tarik) orang yang mendengarkannya. keras atau lembut, iramanya selaras dengan isi puisi. Puisi bertema perjuangan tentu berbeda dengan membaca puisi yang berisi cinta atau kesedihan. Wiraga = tingkah laku/gerakan, keserupaan/ekspresi wajah Gerak tubuh dan mimik (wajah) harus diperhatikan, harus luwes (tidak kaku) dan tidak terlihat artifisial. Wirasa = kerohanian Wirasa dipadukan dengan isi puisi, misalnya: kemarahan, kegembiraan, kesedihan, kekejaman, kewibawaan, penyesalan, dll. Ada 4 kriteria penjurian dalam membaca puisi: 1. Interpretasi suasana hati 2. Vokal: artikulasi, intonasi, diksi, gaya 3. Apresiasi dan ekspresi: ekspresi wajah, gerak tubuh 4. Totalitas penampilan: penyajian secara keseluruhan Di bawah ini adalah contoh puisi sebuah puisi, cobalah untuk membacanya dengan hati-hati dengan pemahaman, membacanya berulang-ulang hingga menjadi imajiner dan kemudian dapat menafsirkan pesannya. Contoh puisi ini bisa jadi hasil latihan menulis puisi. Perhatikan pendahuluan, diksi, majas dan tipografi. Sebelum Anda membaca, beri kami istirahat yang tepat! MALAM LIBURAN ditulis oleh : M. Yamin Hati yang sabar untuk orang miskin yang tinggal di teras Ian latar Berapa juta teman tidak bisa hidup tanpa makanan Jika hanya bisa membeli makanan dari pedagang Nadhong dhuit di perlintasan luas Jagung barang di pasar Ketika terdengar suara takbir kumant Laillaha ilallah Allahu akbar, Allahu akbar walillahilhamd. Saya tidak tahu bagaimana sholat pagi, siang, sore, Isya dan Isya, Ambyar. pergi, kembali, mampir, bersantai untuk liburan, karena ini liburan, rumah-rumah ditutup, kontak dengan saudara adalah persahabatan, ucapkan selamat tinggal pada kedamaian. …. 2 | ꧂
SUMBER : https://sdwijosusastro.wordpress.com/7-serat-tripama/geguritan/ Lepaskan tanganmu untuk Resi Bhisma Quote by Sujarno Dwijo Susastro Lepaskan tanganmu Sri Kandhi Biarkan ujungnya memotong dan menghisap darahku Jangan khawatirkan dirimu bukan wanita yang lemah suara pembebasan Perasaan Sri Kandhi dikaburkan oleh kabut. Ingatan saya mencabik-cabik hal-hal yang tidak berguna yang harus saya bantu Kakek Ayo Sri Kandhi, ……… Anda dan saya berdiri bersama, Adhepana Bhisma… ngrangsag(=menyerang) Badannya putih, jubahnya putih Hatinya putih. ….. Awan di langit penuh dengan langes Sri Kandhi kekes menthang gendhewa Kapanjingan Dewi Amba : “Bhisma di waktumu akan menjadi mala” Bisma biasanya hanya berteriak pelan: Ibu, aku hanya menepati janjiku dan menghormati diriku sendiri -menghargai. Memparafrasakan atau merasakan isinya PUISI GAGRAG LAMA – PUISI GAGRAG BARU Berdasarkan bentuk dan isinya, puisi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu puisi gagrag lama atau puisi tradisional dan puisi gagrag baru atau puisi modern. Puisi gagrag lama (puisi tradisional) memiliki aturan sebagai berikut: a.Jumlah suku kata pada setiap kata tidak tetap, tetapi minimal ada empat suku kata. b.Jumlah suku kata pada setiap baris tetap, yaitu delapan suku kata. c. Akhir bunyi pada akhir setiap baris didahului oleh guru suara (seperti puisi dalam sastra Indonesia. d. Biasanya didahului dengan kata sun gegurit atau sun langurit. Puisi-puisi Gagag lawas biasanya berisi pelajaran: Untuk contoh, tentang tata krama Contoh puisi Gagag lawas Sun Geganan Sifat pemuda Srawung adalah mereka pendiam dan pendiam. Mereka berhati-hati ketika tinggal di Srawung. Jika mereka mematuhi kearifan lama, laki-laki dan perempuan bergaul. ꦄ ꧈ ꧇ ꧒ ꧇ ꦉ ꦨ ꦨ ꧁ ꧉
Adapun puisi gagrag baru atau puisi modern berbeda dengan puisi gagrag lama. Syair gagrag baru terkesan lebih bebas, tidak terikat aturan seperti syair gagrag lama. Karena sajak ini mirip dengan puisi bebas dalam sastra Indonesia, maka puisi Gagag baru disebut “puisi bebas”. Namun perubahan dari puisi lama ke puisi baru adalah sebuah proses. Pengarang yang mulai menulis puisi baru adalah R. Intoyo berjudul Dayaning Sastra. Oleh karena itu, jika ditelaah secara seksama puisi baru atau puisi modern memiliki poin-poin sebagai berikut: ➢ Bahasanya adalah bahasa eksotik, artinya bukan bahasa umum. ➢ Pilihan kata, artinya