Bangunan-bangunan Megalitik Pada Dasarnya Menggunakan Bahan Dasar

Bangunan-bangunan Megalitik Pada Dasarnya Menggunakan Bahan Dasar – Bangunan megalitik pada dasarnya menggunakan bahan dasar batu. Sesuai dengan namanya, bangunan ini pertama kali dibuat pada zaman megalitikum. Megalit sendiri berasal dari kata “mega” yang berarti besar dan “lithos” yang berarti batu. Saat itu, masyarakat menggunakan berbagai alat yang terbuat dari batu besar. Kemunculan pertama bangunan megalitik terjadi pada tahun 6000 SM. Saat itu masyarakat mulai memperluas areal perladangan dan munculnya kepercayaan yang dilaksanakan dalam upacara-upacara sakral. Untuk lebih memahami sejarah bangunan megalitik, simak penjelasannya di artikel ini.

Struktur megalitik dibuat pada zaman megalitik atau batu. Saat itu, orang menggunakan alat yang terbuat dari batu besar.

Bangunan-bangunan Megalitik Pada Dasarnya Menggunakan Bahan Dasar

Saat ini, berbagai jenis bangunan yang dibangun masyarakat sudah memiliki fungsi yang jelas. Dengan kata lain, sebuah bangunan tidak akan terbentuk jika tidak memiliki tujuan.

Perkembangan Seni Rupa Indonesia

Budaya megalitik lebih kepada animisme atau kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Megalit adalah berbagai bangunan yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Bangunan megalitik juga merupakan salah satu peninggalan dari zaman dahulu yang masih terpelihara hingga saat ini.

Mengutip buku Prediksi Soal UN SMP/MTS 2016 karya Rafly Ardiansyah (2016), varuga merupakan bangunan megalitik berbentuk bola dan balok. bahan dasarnya adalah batu dan berfungsi sebagai peti mati. perbedaan antara varuga dan peti mati biasa adalah dapat menampung beberapa mayat sekaligus. umumnya, peti mati ini digunakan untuk satu keluarga.

Sarcophagus adalah nama lain peti mati yang terbuat dari batu. Benda ini berbentuk lesung dengan cekungan di dalamnya. Sarkofagus dilengkapi dengan penutup yang dapat melindungi jenazah di dalamnya.

Dolmen adalah meja batu yang digunakan sebagai tempat untuk memberikan persembahan kepada arwah leluhur. bentuknya tidak jauh berbeda dengan massanya, namun ukurannya sangat besar.

Ptk, Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Sal Siswa Kelas Viia Smpn 1 Benua Lima

Bahtera adalah bangunan megalitik yang bentuknya seperti patung. Umumnya arca berbentuk manusia atau binatang, seperti monyet, burung, harimau dan sebagainya.

Menhir adalah bangunan berupa monumen dan berfungsi untuk menghormati arwah leluhur. Menhir dibangun dalam satu bentuk atau dalam jumlah yang banyak sebagai simbol dewa kesuburan bumi.

Setelah menyimak penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa bangunan megalitik merupakan bangunan yang sudah mulai ada sejak zaman megalitik. Hingga kini, berbagai jenis bangunan tersebut masih dilestarikan sebagai kekayaan budaya Indonesia. (DLA) Pengertian bangunan megalitik adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat pemujaan arwah nenek moyang. Umumnya bangunan ini terbuat dari batu dan berukuran cukup besar. Bangunan megalitik merupakan salah satu peninggalan dari zaman dahulu yang keberadaannya masih terjaga hingga saat ini. Inilah salah satu khazanah budaya yang dapat ditunjukkannya tentang kebudayaan manusia di masa lampau.

Saat ini, setidaknya ada 7 jenis bangunan peninggalan zaman megalitikum. Gedung ini masih berdiri hingga sekarang. Kabar baiknya, Indonesia juga memiliki beberapa bangunan megalitik. Contohnya termasuk:

Marmer Tulungagung Online Aman Murah Terpercaya

Bahtera adalah sebuah bangunan yang berbentuk seperti patung. Patung sering dibentuk menyerupai binatang dan manusia. Beberapa hewan yang sering dijadikan inspirasi pembuatan patung antara lain monyet, harimau, kerbau, gajah, sapi dan burung. Sedangkan bentukan arca manusia biasanya ditampilkan secara ilustratif dengan kombinasi bentuk lain.

Salah satu contoh peninggalan arca batu adalah arca gajah di Passemah, Sumatera Selatan. Patung ini berukuran besar dan menggambarkan seseorang sedang mengendarai permainannya. Daerah lain yang ditemukan arca adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung.

Dolmen adalah meja batu tempat persembahan untuk roh leluhur ditempatkan. Berbentuk meja, lumba-lumba berukuran besar. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat menyimpan sesajen yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan upacara pemujaan.

Selain itu, lumba-lumba juga sering digunakan untuk menaruh jenazah. Dolmen semacam itu juga bisa disebut kuburan batu. Di Indonesia, daerah yang banyak ditemukan lumba-lumba antara lain Sumatera Selatan (Pasemah), Jawa Barat (Kupari, Kuningan), Jawa Timur (Bondowoso, Merawan, Jember) dan Nusa Tenggara Timur.

Alam Mengembang Jadi Guru: Budaya Megalitikum Di Indonesia

Bangunan berupa monumen yang dibuat untuk menghormati arwah leluhur disebut menhir. Menhir dapat didirikan sendiri-sendiri atau dalam jumlah yang banyak. Menhir dikatakan sebagai simbol lingga, dewa kesuburan bumi.

Menhir juga bisa disebut megalit alias batu besar, dimana dalam bahasa Yunani mega berarti besar dan lith berarti batu. Para arkeolog percaya bahwa bangunan tersebut didirikan pada masa Neolitik dan digunakan untuk tujuan keagamaan pada masa itu. Selain Indonesia, menhir juga ditemukan di banyak negara lain seperti Inggris, Irlandia, Italia, Prancis, dan Spanyol.

Jenis bangunan peninggalan zaman megalitik yang keempat adalah makam. Ini adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan mayat. Peti mati terbuat dari bahan bangunan berupa lempengan batu yang disambung sedemikian rupa sehingga membentuk peti mati.

Orang-orang pada zaman dahulu percaya bahwa bahtera adalah tempat tinggal orang-orang ketika mereka berada di dunia gaib. Oleh karena itu, mereka berlomba-lomba membuat kuburan dengan ukuran yang lumayan besar. Selain itu, ukuran batu juga melambangkan tingkat kemakmuran pemiliknya selama hidupnya. Semakin besar bentuk peti mati, semakin menunjukkan kebangsawanan orang yang meninggal.

Zaman Megalitikum: Pengertian, Ciri, Kehidupan, Jenis, Peninggalan

Punden berundak adalah batu-batuan berbentuk kepingan yang tersusun berundak atau berundak. Arti penting bangunan ini adalah sebagai tempat pemujaan arwah leluhur yang telah meninggal. Itulah sebabnya punden berundak dianggap sebagai bangunan yang paling disakralkan.

Punden berundak ini dibangun dari batu-batu yang disusun dengan pola bertingkat. Terkadang menhir ditempatkan di tengah sebagai tempat pemujaan. Bangunan punden berundak paling menakjubkan bisa Anda temukan di lereng Bukit Hyang, Jawa Timur dan Lebak Sibedug, Banten.

Sarcophagus adalah nama lain peti mati atau coffin yang terbuat dari batu. Benda ini berbentuk seperti lesung yang di dalamnya terdapat sebuah baskom. Sarkofagus juga dilengkapi semacam penutup untuk melindungi jenazah yang disimpan di dalamnya.

Di dalam sarkofagus biasanya kamu bisa menemukan barang-barang seperti bekal yang diklaim bisa mengakhiri hidup jenazah di akhirat. Contohnya adalah perhiasan, periuk, kapak, dan benda besi dan perunggu lainnya. Keberadaan sarkofagus mudah ditemukan di Bali karena masyarakat setempat sudah mengetahuinya sejak zaman logam.

Bahan Dasar Pembuatan Bangunan Bangunan Megalitik Di Zaman Batu Besar

Terbuat dari batu, bentuk varuga adalah balok dan bola. Bangunan ini merupakan peti mati khas budaya Minahasa pada zaman megalitikum. Bedanya, dari kuburan biasa, seorang varuga bisa mengumpulkan beberapa mayat sekaligus, yang umumnya masih satu keluarga.

Ada berbagai peninggalan yang ditemukan di varuga. Ini termasuk tulang dan gigi manusia, perhiasan, senjata dan barang pecah belah. Hal ini dikarenakan masyarakat setempat pada masa megalitik mempercayai adanya penguburan bagi orang yang telah meninggal.Budaya megalitik atau disebut juga tradisi megalitik merupakan bentuk praktik budaya yang ditandai dengan masuknya monumen atau struktur yang tersusun dari batu-batu besar sebagai ciri utama.

Megalit berasal dari bahasa Yunani mega yang berarti besar dan lithos yang berarti batu. Jadi megalit berarti zaman batu besar. Budaya megalitik diperkirakan berkembang dari Zaman Batu Awal hingga Zaman Logam. Ciri utama zaman megalitik adalah masyarakat yang hidup pada masa itu mampu membuat bangunan besar yang terbuat dari batu.

Banyak ditemukan bangunan batu besar, terutama yang berhubungan dengan sistem kepercayaan, khususnya kepercayaan terhadap roh nenek moyang atau animisme dan kepercayaan terhadap benda-benda yang diyakini memiliki kekuatan supranatural atau dinamisme.

Asal Usul Dan Arsitektur Pembangunan Candi Borobudur

Di Indonesia, tradisi megalitik tampaknya berkembang sejak Zaman Batu Baru, yang terkadang bersinggungan dengan Zaman Perundi. Bahkan ada beberapa kelompok masyarakat Indonesia yang masih mempertahankan tradisi budaya megalitik ini hingga sekarang. Adapun beberapa peninggalan budaya megalitik di Indonesia adalah sebagai berikut:

Menhir adalah batu-batu besar dan panjang yang ditancapkan ke tanah sehingga berdiri tegak. Istilah menhir diambil dari bahasa Celtic, kata men yang berarti batu dan hir berarti hutang. Jadi, menhir memiliki arti batu yang panjang.

Menhir biasanya diletakkan sendiri-sendiri atau berkelompok sejajar dengan tanah, namun dalam beberapa tradisi juga diletakkan di punggung. Pembuatan menhir sudah dikenal sejak zaman Neolitikum atau Zaman Batu Muda yang dimulai sekitar tahun 6000 SM.

Beberapa menhir memiliki ukiran di permukaannya sehingga membentuk figur tertentu atau menampilkan pola dekoratif. Menhir jenis ini dikenal dengan sebutan arca menhir atau arca menhir. Menhir biasanya berfungsi sebagai monumen prasejarah SM, ada yang digunakan untuk mengikat hewan kurban, dan ada yang berfungsi sebagai batu nisan.

Zaman Megalitikum: Pengertian, Karakteristik, Dan Benda Peninggalan

Dolmen adalah meja batu tempat persembahan untuk roh leluhur ditempatkan. Kuburan batu sering ditemukan di bawah lumba-lumba.

Sarkofagus adalah peti mati untuk menjaga tubuh yang terbuat dari batu. Kata sarkofagus berasal dari bahasa Yunani sarx artinya daging dan phagein artinya makan, jadi sarkofagus artinya makan daging. Sarkofagus sering disimpan di atas tanah dan oleh karena itu sering diukir, dihias, dan dibuat dengan cermat.

Punden berundak atau teras berundak adalah struktur bangunan berupa berundak-undak atau bubu-bubu yang bersusun-susun yang mengarah ke suatu titik dimana setiap teras menjadi lebih tinggi posisinya. Struktur ini banyak dijumpai pada situs-situs arkeologi di nusantara, sehingga dianggap sebagai salah satu ciri budaya asli nusantara. Punden berundak berfungsi sebagai bangunan pemujaan roh leluhur.

Struktur dasar punden berundak ditemukan pada situs-situs purbakala dari masa kebudayaan megalitik-neolitik pra-Hindu-Buddha masyarakat Austronesia, meskipun terbukti digunakan pada bangunan-bangunan dari masa-masa selanjutnya, bahkan hingga masa ketika Islam masuk ke Nusantara. Candi Borobudur di Jawa Tengah sebenarnya juga memperlihatkan ciri-ciri punden brundak.

Peradaban Megalitikum Tertua Di Lore Lindu Menuju Situs Dunia

Kata Punden atau Pundian berasal dari bahasa Jawa. Kata pepunden memiliki arti benda pemujaan. Pada punden berundak, konsep dasar yang dipertahankan adalah leluhur atau yang disembah berada di tempat yang tinggi, biasanya di puncak gunung. Istilah punden berundak lebih menekankan fungsi pemujaan atau pemujaan leluhur.

Patung batu adalah patung batu yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media pemujaan yaitu sarana interior

Check Also

Brainly Com Matematika

Brainly Com Matematika – Belajar matematika bisa menyenangkan jika kita tahu caranya. Salah satu cara …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *